Cahaya Matahari



"Selamat datang di dunia peri yang dicipta oleh seorang penyihir gila"

Di dunia itu, kau hanya bisa merasakan bahagia. Berlari ke atas bukit penuh rumput dan lumut hijau, dengan bunga kuning yang menyala seperti lampu neon.
Kemudian kau bisa mendaki gunung gula-gula, dengan tebing-tebing yang penuh dengan cokelat dan vanila.
Dan kau juga bisa berenang melintasi lautan susu yang jernih sekali airnya. Atau terbang dengan sapu dan karpet ajaib untuk melintas sampai sudut dunia.

Ini adalah dunia milik sang penyihir gila.
Tempat dimana kau hanya bisa merasa bahagia.
Kau boleh memainkan apa pun yang kau suka lalu mendendang, melempar, atau merusakkannya.

Kau bisa melakukan apa pun yang kau suka. Bahkan kau boleh mematahkan lengan sang penyihir gila. Mungkin dia juga akan mempersilahkannya.

Lalu kau bisa berpura-pura ikut gila. Mencipta kegilaan dalam batas sadar yang gila.

"Ambillah matahari itu, lalu simpan dalam sakumu", kata sang penyihir.

"Lalu apa yang akan terjadi padaku?", tanya mu.

"Tak ada. Aku hanya sedang lelah dengan dunia ini, tapi aku tak mau kembali ke dunia manusia", kata sang penyihir dengan wajah sedihnya.

Lalu kau bertanya lagi,"kenapa aku? Kenapa kau menyuruhku? Bukan orang lain?".

"Karena tiba-tiba saja aku ingin percaya padamu", jawab sang penyihir.

"Sudahlah.. simpan saja", tambahnya.

Kau mulai kebingungan saat itu. Baru pertama kali sejak sekian lama kau bertemu dengan penyihir gila itu. Kemudian tiba-tiba dia menunjukkan dunianya kepadamu. Tapi saat itu juga dia ingin menghilangkannya.

"Apa yang akan terjadi pada dunia mu jika aku mengambil mataharimu?", tanya mu penasaran.

"Hilang. Duniaku akan hilang, menjadi milikmu. Aku akan pergi dan membuat dunia yang baru lagi", kata sang penyihir gila sambil memalingkan wajahnya membelakangimu.

"Kenapa kau memberikannya padaku?", tanya mu kebingungan.

"Aku bilang aku sudah bosan. Katakan pada sang langit aku akan pulang. Tak perlu dia mengirim hujan untuk memaksaku pergi dari pantai", kata penyihir gila sambil mengepalkan tangannya.

"Hari sudah mendung, sebelum senja, dan matahari tertutupi mega, petiklah matahari itu, masukkan dalam sakumu, lalu dunia ini akan menjadi gelap gulita. Sampai saatnya tiba, simpan lah matahari itu untukmu. Sebagai cahaya yang menghidupi harapan-harapan mu. Sebagai tempatmu bermimpi, dalan saku mu itu, kau bisa membuat dunia yang baru", sang penyihir terus berkata tentang dunia dan matahari.

"Kau tidak mau menyimpannya sendiri? Bukankah kau bisa mencipta dunia mu lagi dengan sang matahari di tanganmu?", tanya mu penasaran.

"Matahari itu bukan milikku. Dulu aku mencurinya dari mu. Maaf", kata sang penyihir sambil menunduk.

"Apa? Aku tidak pernah memiliki nya", kata mu.

"Aku mencuri mimpi-mimpi mu yang bercahaya setiap malam. Aku mengumpulkannya dan menempelkan ke sebuah batu, dan itu mulai bersinar seperti matahari. Lalu aku menyembunyikannya ke sebuah kotak kecil di dalam topi ku. Dan aku membangun sebuah dunia milikmu untuk kesenangan ku", jawab sang penyihir gila.

"Apa? Ini tidak masuk akal! Kau gila!", katamu dengan keras.

Penyihir itu hanya tersenyum. Lalu di petiklah sang matahari dalam dunia mimpi. Dia menyerahkan ke tanganmu. Hangat, dalam genggaman mu.

Seketika dunia itu jadi gelap.

Terdengar lirih suara sang penyihir gila;
"Matahari ini adalah bahan bakar bagi mimpimu. Aku menamainya harapan. Untuk mu tumbuh dewasa dan bijak. Cahaya-cahaya ini aku kembalikan padamu, karena aku menyesal, kau berhenti tumbuh karena sesuatu telah ku curi. Bangun dari lelapmu, dan mulailah membuat dunia milikmu. Hahaha".

Lalu mata mu terbuka, kau melihat cahaya. Di dalam kamarmu.

Itu adalah mimpi yang aneh. Tp kau tersenyum. Malam itu kau bertemu dengan seorang penyihir gila yang mengaku telah mencuri mimpimu. Tapi selama ini kau tak pernah merasa kehilangan apa pun.

"Dasar penyihir gila!", umpatmu dalam hati.

Tapi dalam batinmu, kau merasa ingin bekerja lebih keras, dan levoh keras lagi. Karena kau ingin bunga-bunga seperti lampu neon, dan gunung penuh dengan lelehan cokelat dan vanila.

"Aku pasti jadi ikut gila!", katamu pada dirimu sendiri.

Ya.. karena siapapun yang menyimpan matahari adalah pasti orang gila. Karena tidak akan ada yang percaya bahwa kau mampu menyimpan cahaya. Lalu bersinarlah terang! Mereka akan selalu mengatakan kau sedang bermimpi dalam tidurmu. Diamlah. Simpan dalam batinmu. Dalam genggamanmu ada matahari. Kau bisa menumbuhkankan apapun di bawah matahari. Berbahagialah! Bersyukurlah!

Ini adalah rahasia kita bertiga!

Postingan populer dari blog ini

Say it

Pengagum Rahasia