Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015
Gambar

Cahaya Matahari (2)

Melepaskan, lalu pergi. Menangis, menggila, lalu pura-pura lupa. Memeluk, lalu merelakan. Si penyihir gila terdiam dalam lamunnya. Menangis dan menggila, si penyihir kehilangan akal sehatnya. Memegang erat seluruh keyakinannya. Ia ikat kuat-kuat semua impiannya. Tapi mereka tetap terbang, sebagian meledak menjadi serpihan puing, sebagian yang lain menyatu bersama air dan menguap bersama udara. Si penyihir menangis dan menggila lagi. Karena dia tak bisa marah, tak bisa membenci, tak bisa mengkhianati, tak bisa lupa, tak bisa mencinta. Dialah sang penyihir gila, yang membunuh dirinya. Menusukkan belati berkali-kali. Meskipun ia tahu ia tak akan bisa mati. Itulah kutukan bagi sang penyihir gila. Karena telah berani jatuh cinta. Karena telah menjadi tamak kepada bahagia. Dan ketika dunianya menghilang, dia kehilangan kekuatan sihirnya. Terjerembab di dalam jurang yang gelap sekali dengan banyak buaya. "Maukah kau meminjami aku gelembung udara mu? Aku harus keluar da

Pulang

Rasa lelah ini sudah terlalu lama. Sampai aku lupa, bahwa rasa lelah ini masih dan terus ada. Aku selalu membencinya, selalu, diremehkan, dianggap tidak ada, dianggap tak berguna, dianggap yang membuat rugi saja. Aku selalu merasakannya, menjadi yang dibuang, dilupakan, diinjak harga dirinya sampai remuk rasa. Aku selalu mendengarkannya, bahwa aku hanya untuk kepentinganmu saja, aku hanya anak kecil yang tak tahu apa-apa, aku hanya anak muda yang tak punya urusan apa-apa. Aku selalu menyadarinya, menjadi yang terkecil, tak punya kuasa, yang mudah diabaikan karena tak bisa bicara, yang mudah disingkirkan karena tak punya kaki yang menancapkan dalam. Aku bisa jadi pembenci, pemalas, pendendam, pengacuh, penindas, penyuruh, pemarah, pembuang, dan pengutuk yang ulung. Tapi jika aku melakukannya, semua usahaku selama ini akan hanya sia-sia. Semua diam ku dan kerja kerasku hanya akan seperti abu dari arang yang terbakar. Aku tak akan menyisakan apa pun kecuali penyesalan. Ta

Cahaya Matahari

Gambar
"Selamat datang di dunia peri yang dicipta oleh seorang penyihir gila" Di dunia itu, kau hanya bisa merasakan bahagia. Berlari ke atas bukit penuh rumput dan lumut hijau, dengan bunga kuning yang menyala seperti lampu neon. Kemudian kau bisa mendaki gunung gula-gula, dengan tebing-tebing yang penuh dengan cokelat dan vanila. Dan kau juga bisa berenang melintasi lautan susu yang jernih sekali airnya. Atau terbang dengan sapu dan karpet ajaib untuk melintas sampai sudut dunia. Ini adalah dunia milik sang penyihir gila. Tempat dimana kau hanya bisa merasa bahagia. Kau boleh memainkan apa pun yang kau suka lalu mendendang, melempar, atau merusakkannya. Kau bisa melakukan apa pun yang kau suka. Bahkan kau boleh mematahkan lengan sang penyihir gila. Mungkin dia juga akan mempersilahkannya. Lalu kau bisa berpura-pura ikut gila. Mencipta kegilaan dalam batas sadar yang gila. "Ambillah matahari itu, lalu simpan dalam sakumu", kata sang penyihir. "Lalu