Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

Susu cokelat dan kopi

Berdiri diatas meja kayu bundar yang tua. Segelas susu cokelat dingin dan secangkir kopi hitam panas. Manis. Lalu meninggalkan pahit. Dengan aroma dan rasa yang selalu kau rindukan. Di hidungmu. Dan lidahmu. Mereka sedang berdua. Gelas yang satu menguapkan hawa dingin. Yang lain menguapkan hawa panas. bersama menanyakan kabar dunia. Saling memperbincangkan jiwa, dan menjadi perbincangan para jiwa. Segelas susu cokelat dingin dan secangkir kopi hitam panas. Nikmatilah hari-harimu berdua. Rasakan dinginnya. Lalu panasnya. Lalu biarkan rasa-rasa yang tertinggal dan yang ada, membawamu dalam petualangan baru yang belum pernah kau bayangkan sebelumnya. Rasakan lekat-lekat. Untuk menghangatkan tubuh mu.

Kau

Mimpi adalah keberanian. Setiap kau bermimpi, kau sedang menyalak pada ketidak mampuan. Melepas adalah kekuatan. Setiap kau melepaskan, kau berhenti bergantung pada yang tek tergenggam. Dan bangun untuk terus berjalan adalah pesona. Setiap keberanian dan kekuatan yang mengalir dalam tubuhmu, akan selalu menjadi pesona bagi yang mengerti. Kau adalah tempat terbaik bagiku merebahkan diri. Karena kau tak bisa tumbang pada setiap kekalahan. Karena kau pemilik cerita. Bahwa kemenangan adalah bagaimana kita bisa bahagia. Bahwa hidup tanpa penyesalan adalah arena lomba tempat kita selalu menjadi pemenangnya.

Yang diam bertelinga

Dengar.. Dengarkan benar-benar.. Mereka berseteru tentang keadilan yang dirancu. Mereka sibuk berdebat tentang siapa yang pantas di bebat. Karena kebohongan yang di suarakan berulang-ulang, akan dikenali sebagai kebenaran. Entah siapa kebohongan itu. Dan hendak kemana ia pelak menancapkan belati. Entah.. Bagaimana diam dapat membungkus mengiyakan saat hati selalu ragu dalam kesalah pahaman? Jika sejak awal sampai akhir kau sudah memutuskan diam, masih perlukah kau mencuri dengar? Lalu apa guna memiliki kehendak, jika diam mu tak berdetak sebagaimana suara yang tak bisa dikenali telinga?