Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2016

Diam yang Lebih Baik

Seorang anak perempuan berlari cepat ke hadapanku. Nafasnya sengal. Matanya yang bulat bersinar, memandang ke arahku. Dengan belati yang menancap di tangan kanannya, ia mengatakan sesuatu,"kakak lihatlah!" Anak itu menunjukkan tangan kanannya. Dengan darah yang bersimbah sampai ke sikunya. Sisanya menetes di sepanjang jalan yang dia lewati. Aku berdiri terhenyak. Mataku melebar mencoba untuk mempercayai apa yang aku lihat di hadapanku. Apa yang telah kau lakukan padamu bocah kecil? Apa yang sedang terjadi? Kepalaku langsung terisi dengan pertanyaan-pertanyaan itu. Tapi aku tidak mengatakan apa pun. Anak kecil itu, dengan wajah riangnya, seperti seorang anak yang sedang memainkan permainan. Apa ini adalah permainan? Tak ada segaris kerutan pun di wajahnya yang menampakan kesakitan. Aku memandangi lukanya, lalu ke wajahnya, ke kakinya, lalu ke lukanya lagi. Tak ada luka yang lain, hanya sebuah belati yang menancap berdiri di telapak tangan kanan nya. Anak itu bahkan tak