Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2012

Marah

matahari sudah beranjak dari kaki bukit. mengangkat diri, perlahan tetapi pasti melambung tinggi. meninggalkan anak-anak pipit yang meminta kehangatan pagi. mengacuhkan embun yang menguap diantara dahan dan daun. membuatku terbangun dan kembali mengingat kehidupanku. menyuruhku menghadapi dunia yang mengkhianati mimpiku. matahari pagi ini pula yang memintaku pergi bersamanya tapi setelah penantian yang sangat lama. aku membenci matahari. yang mengacuhkanku karena aku tidak tinggi, tapi sekarang memanggil-manggilku dengan sayang. aku membenci matahari. aku menolakmu karena kau lama mengabaikanku. aku ingin tak ada satu tanamanpun yang bertambah tinggi karena kau pagi ini. aku membenci matahari yang memperlakukanku seperti kuli. membawa tubuhmu yang berat itu kemanapun aku pergi. aku sudah lelah menghadapi dunia. aku sudah lelah menunggu. kalaupun aku berdiam sekarang, itu karena aku lelah. bukan karena ingin menunggu. meski aku berdiam dan waktulah yang mengaturku untuk menungg

Berharap

hal yang ingin aku lakukan sekarang adalah melepas lelah. merebahkan semuanya; memejamkan mata, melepaskan diri dari gerak yang tak terbatas, meletakkan tangan, kaki dan seluruh badan ini, membiarkan gravitasi menarikku ke tanah. aku ingin, sejenak mematikan sistem syaraf, berharap aku tak mendengar, melihat, membaui, mengecap, juga merasakan hidup di dunia. berharap aku berhenti dan mendiamkan semua yang bergerak. berharap aku tidak berpikir tentang orang lain juga diriku sendiri. berharap aku tinggal di tempat di mana aku tidak akan merasa khawatir dan takut dengan diriku sendiri. aku ingin, waktu berhenti sejenak, untuk membiarkanku berdiam. bolehkah aku? meminta agar hidupku tenang dan nyaman. hidup tanpa harus melihat ke orang lain. hidup tanpa harus memasang tali pada tubuhku sendiri. hidup tanpa membawa cermin ke manapun aku pergi.

Kejar atau henti

mimpiku adalah mimpi dari mimpi-mimpi.. aku ingin mengejar matahari. aku ingin mencuri waktu dan berlari. tapi aku masih juga dibingungkan arah. aku ingin menipu senja. tapi matahari tak juga bergerak dari kedudukannya. aku ingin segera pagi, mengejarnya dari bayangan ufuk. mengikatnya dengan tanah supaya tidak bertambah tinggi. tapi seseorang memegang tanganku. dengan rindu, dia memelukku erat-erat.. mengelem kakiku supaya aku tak bisa pergi. sungguh aku ingin mengejar matahari. melangkah jauh ke timur. melompati pegunungan terjal. melewati hutan-hutan. melalui jajaran beton dan batu. atau berlari ke barat. mendampingi gedung-gedung pencakar langit. menantang awan beradu tinggi. tapi dia terus menarikku dengan doanya. memintaku tinggal dan menemaninya seumur hidupnya. membuatku merasa hebat dan bahagia. ketahuilah aku juga selalu merindukannya. aku selalu menyelipkan namanya disetiap doa. berharap ia selalu hidup sehat, bahag

Malam

malam ini, dingin berselimut sepi ada  bisik hati untuk bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain. ke tempat yang lebih jauh dan lebih menyendiri. ke tempat di mana orang-orang berteriak tanpa telinga. ke tempat di mana mata tidak melihat dengan hati. malam ini, ada doa yang ingin di pendarkan doa dari hati yang merengek kenyamanan. hati yang ingin ditemani. hati yang meminta persahabatan dengan hati lainnya. ada dua sisi yang berlawanan yang ingin didatangi dalam satu waktu. bisakah aku? Ya Allah.. sesungguhnya Kau yang lebih tahu tentang aku, dan Kau jugalah yang paling tahu yang terbaik bagiku dan orang-orang penting dalam hidupku.. Bimbinglah kami untuk selalu dalam ketenangan, kenyamanan, dan kebahagiaan sehingga kami dapat terus bersyukur Kepada-Mu.. -Amin-

Say it

9-11-2012 Mendiami lingkungan baru, tempat baru, untuk jiwa yang baru. Jiwa yang memimpin jiwa sebelumnya untuk bersikap jujur pada realita. Merasakan letih bermimpi Merasakan gerah berharap Sejak awal, jiwa ini berkomitmen pasi Dimana kehidupannya berawal dari apa yang terlihat didepannya Tidak ada ambisi yang bisa menandingi kepasrahannya Jiwa ini adalah yang paling haus Jiwa ini adalah jiwa yang berteriak dalam gerimis. Jiwa ini adalah yang paling merdeka Ia bebas memilih pilihan yang disodorkan padanya. Tidak ada batasan di depannya, hanya dinding tebal yang mengapit kedua matanya Jiwa ini adalah sepi. 14-11-12 Melangkah dalam hati Memasung mimpi Mencoba kembali berdiri Berteriaklah jiwa yang pasrah Tersenyumlah saat awan memapah senja Impianmu yang tertelan mimpi tidurmu Sekarang kau coba bangun kembali 15-11-12 Sedikit tumpahan kesimpulan. Muncul perlahan tapi lama ditelan. Ada secercah harapan yang membisik