Marah

matahari sudah beranjak dari kaki bukit. mengangkat diri, perlahan tetapi pasti melambung tinggi. meninggalkan anak-anak pipit yang meminta kehangatan pagi. mengacuhkan embun yang menguap diantara dahan dan daun. membuatku terbangun dan kembali mengingat kehidupanku. menyuruhku menghadapi dunia yang mengkhianati mimpiku.

matahari pagi ini pula yang memintaku pergi bersamanya tapi setelah penantian yang sangat lama.
aku membenci matahari. yang mengacuhkanku karena aku tidak tinggi, tapi sekarang memanggil-manggilku dengan sayang.

aku membenci matahari. aku menolakmu karena kau lama mengabaikanku. aku ingin tak ada satu tanamanpun yang bertambah tinggi karena kau pagi ini.

aku membenci matahari yang memperlakukanku seperti kuli. membawa tubuhmu yang berat itu kemanapun aku pergi.

aku sudah lelah menghadapi dunia. aku sudah lelah menunggu. kalaupun aku berdiam sekarang, itu karena aku lelah. bukan karena ingin menunggu. meski aku berdiam dan waktulah yang mengaturku untuk menunggu.

ya, aku sedikit menyesal tapi aku harus membuat pilihan. kalaupun aku salah, aku akan mempersiapkan diri dari sekarang. mimpiku masih belum selesai. akan kulanjutkan nanti malam. aku tidak mau matahari mencampuri urusanku.
siapapun kamu; matahari palsu yang mengacaukan mataku.

Postingan populer dari blog ini

Say it

Pengagum Rahasia