Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2013

LPJ part 1

sekali berkutat dengan kertas dan tanggung jawab, aku benar-benar bisa melupakan semuanya. hebat. dan di otak ku sekarang hanya kertas dan simbol-simbol yang berderet rapi berwarna hitam tidak indah sama sekali. dan aku sibuk. dengan kertas-kertas yang menempel di otakku. adakah yang bisa membantuku? bahkan aku tak tahu dari mana aku harus mulai. yang aku tahu, aku hanya harus menyelesaikannya segera. bagian mana yang harus aku ubah? aku bahkan tak bisa berpikir. satu layar mati dan menutupi layar yang lain. benar-benar menguras perhatianku. berjuanglah onenk!!!

Untitle

 perjalanan waktu yang tidak singkat. itu adalah sebutan untuk dirimu. jika mengingatmu adalah sesuatu yang sulit, melupakanmu adalah hal yang hampir mustahil. sehebat itukah dirimu? ya. mungkin iya. kenangan itu datang dan pergi saat aku sendiri. bahkan saat aku mencari keramaian, mereka juga bertanya padaku, apakah aku masih mengingatmu? aku bahkan tidak mempedulikanmu saat kau bersanding didekatku. tapi bayangan yang datang baru-baru ini terlihat nyata. aku takut. semakin hari semakin terasa menyakitkan. karena aku yang membuatnya sakit. aku yang menusukkannya berkali-kali ke tubuhku sendiri. entah saat itu aku berpikir agar aku tak terlalu bahagia. aku takut jika aku terlalu bahagia, Tuhan akan iri dan melakukan sesuatu yang lebih buruk padamu. mungkin aku bukan manusia. mungkin aku monster bertubuh manusia yang dikirim Tuhan untuk mengendalikanmu. saat aku kacau, aku ingin kau pergi. agar kau tak sakit lagi. maaf aku sedang benar-benar kacau sekarang.

Takdir dalam Pikiran Manusia

setiap manusia memiliki takdir. Setiap manusia menyimpan takdir mereka sendiri-sendiri. hubungan mereka dengan Tuhan hanya sebatas benang yang dikaitkan dengan naluri mereka. Benang itu terpaut dan terhubung dengan tatanan yang sangat rumit. Sehingga Tuhan menggerakkan mereka hanya dengan satu tarikan dan dorongan dalam susunan syaraf otak manusia. Semudah membalikkan telapak tangan pikirku. seperti manusia yang menghalau jalan semut. Seperti itulah Kuasa Tuhan. Dia-lah yang memberikan petunjuk. manusia hanyalah seperti semut yang berjalan sesuai kehendak semut sendiri. Tuhan memberikan petunjuk kepada mereka yang mengharapkan petunjuk. Dengan meletakkan kerikil tepat di depan semut, seperti itulah petunjuk diberikan. tapi apakah petunjuk itu adalah petunjuk seperti yang sudah diminta semut? terserah si semut ingin mengartikan apa. yang jelas, sudah diberikan kepadanya petunjuk dengan kerikil itu. apakah si semut akan berbelok, kembali, atau  mengangkat kerikil itu? tidak ada yang

Rumah

Aku sudah berjalan jauh. Meskipun aku dulu berpikir bisa lebih jauh lagi. Tapi aku pikir, aku sudah lelah. Aku ingin berhenti dan kembali. Rasanya kakiku sudah cukup melepuh karena beradu dengan jalan. Keadaan tidak mungkin sama seperti dahulu, tapi paling tidak, aku masih punya kaki untuk berdiri.  Aku, ingin segera pulang. Menggantung sepatu dan menggantinya dengan sendal. Sederhana, tapi nyaman. Selayaknya burung di dalam sarang. Burung ini tak lagi ingin terbang. Ia sudah enggan. Lelah dengan angin. Bosan dengan awan. Sekalipun kebebasan adalah jiwanya, tapi sarang dalam sangkar adalah dunianya. Terasa hangat dan aman. Yang penting bahagia saat bersama. Aku ingin segera menemukan jalan pulang.

Sahabat

pada akhirnya aku sadar, kenapa kau begitu terpaut padanya. apakah itu cinta? seperti itukah? harus kuakui dia terlalu hebat untuk membuatku iri. bahkan pengorbanannya padamu, jauh dari apa yang bisa aku berikan padamu. dua manusia yang hati nya saling terpaut tapi juga saling diam. kalian benar-benar membuatku takjub. dengan melihatnya, aku begitu tenang tanpa memikirkanmu. karena kau sangat-sangat aman di dalam hati dan pikirannya. sehingga aku tak lagi takut kau akan mengalami kekhawatiran dan kekecewaan. bukankah ini yang disebut kedamaian seorang sahabat? saat menemukan teman sejatinya dipeluk oleh kedamaian yang lebih hangat? melebihi lengan yang aku rangkulkan setiap saat? betapa hebat kedamaian ini hingga aku tak henti-hentinya tersenyum saat mengingat saat-saat dia berkorban padamu, saat aku mengetahui ketulusannya padamu, saat aku tahu dia benar-benar seperti aku, saat aku sadar dia lebih gila dari aku.

a Piece of Sad Memory on Oktober 2012

Ibu, aku tetap kuat dan akan lebih hebat. Ini bukan hal yang mudah bagiku. Tapi aku tetap bertahan. Aku tak akan lari meski aku bisa berlari. Tapi tolong ibu, jangan berharap padaku. Tanpa kau mengatakannya, aku sudah melihat dari sorot matamu. Betapa beban ini berlipat ganda ketika kau menyalahkanku. Tanpa kau salahkan, aku sudah merasa bersalah. Tapi apa yang kujalani sekarang adalah bagian dari tangga kehidupanku. Aku tak akan berjalan turun. Aku akan terus maju. Ketika aku lelah, biarkan aku melepasnya di pundakmu. Aku butuh waktu. Semua orang butuh waktu. Apa yang terjadi padaku sekarang bukanlah sesuatu hal yang aku rencanakan. Aku bahkan tidak berani mengharapkan.   Aku hanya menjalani apa yang kau perlihatkan padaku. Kalaupun aku tak mampu, aku harap aku tetap bisa tinggal dalam peluk hangatmu. (setiap aku membacanya, sudah sangat berulang kali, dan aku tetap menangis, mengingat saat-saat berat itu. Ibu, aku mencintaimu, aku selalu membutuhkanmu, aku adalah

CINTA

cinta? apa itu cinta? tak pernah terpikirkan sebelumnya, aku perlu memikirkan cinta. sebuah ilusi, metafora, atau fatamorgana? ataukah impian khayal yang merasuki tubuh manusia? cinta? apa itu cinta? kesetiaan bukan cinta ketulusan tidak mesti cinta komitmen? itu kesanggupan. bukan cinta cinta? apa itu cinta? lengur, anyir, asing. tidak terdeskripsi oleh bahasa "aku" terlalu rumit atau terlalu sederhana? kenapa aku tidak bisa menginderanya? apa ada orang yang pernah hidup dengan cinta disekujur tubuhnya? apa ada orang yang pernah hidup tanpa cinta? apa seseorang harus hidup dengan cinta? mencintai? dicintai? siapa? mengapa? sejak kapan? bagaimana bisa? cinta seperti apa? aku penasaran, tapi enggan. karena aku tidak mau jadi gila. kehilangan akal untuk berpikir mana yang benar. terlalu beresiko, untukku, untukmu, dan untuk mereka. pergilah.. aku tidak nyaman dengan keadaan ini.