Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2013

That woman

Wanita itu hanya berdiri di depan pintu. Wanita itu tak pernah mau masuk ke dalam rumah mereka yang sudah membukakan pintu hanya untuk dirinya. Meskipun bayangannya berkeliaran di sudut-sudut dan lorong-lorong hati, ia tak pernah sekalipun menginjakkan kaki ke dalamnya. Ia hanya selalu berdiri di depan pintu, seolah ia bisa melarikan diri kapan saja. Wanita  itu hanyalah wanita penakut. Ia takut terjebak. Ia takut seseorang akan menyusup ke dalam hatinya di luar kendalinya. memutus jaringan syaraf otak dan membuatnya menjadi gila. Bagi wanita  itu, pemikiran, harga diri, adalah kebanggaan terbesar yang ia miliki. sekalipun hanya omong kosong, tapi ia pikir hanya itu yang ia miliki. Apa salahnya jika ia mencoba mempertahankan apa yang sudah jadi miliknya? apa mungkin, wanita itu hanya belum diberi alasan sesuai pemikiran dan harga dirinya. sesuai takaran imajinasi tentang hati manusia. sesuai dengan apa yang ia terima. Wanita itu masih berpikir, pasti masih ada rumah yang muat u

antara Tuan dan Nyonya, ada misstearal

"Tuan yang tidak peduli dengan apapun" tidaklah benar-benar acuh pada apapun. Sebenarnya dia memikirkan semuanya. Dia peduli dengan semut yang melakukan perjalanan amat jauh untuk mendapatkan makanan. Dia peduli seberapa banyak kupu-kupu yang kehilangan kampung halaman mereka. Dia peduli pada kucing-kucing rumahan yang lupa cara berburu tikus. Dia peduli pada orang-orang yang tidak mempedulikannya. hanya saja, ia tidak bisa bertindak peduli. karena ia adalah "Tuan yang tidak peduli dengan apapun", bukan "Tuan yang sedikit peduli dengan beberapa". Jadi apakah dia adalah benar-benar Tuan yang tidak peduli dengan apapun? lalu bagaimana dengan "Nyonya yang peduli dengan semua? apa dia benar-benar peduli pada semua atau hanya peduli pada semua tentang imajinasinya? Tuan dan Nyonya memutuskan untuk tidak lagi bersama karena merasa berbeda. tapi apakah ini akhir dari cerita? kalau saja Tuan yang tidak peduli dengan apapun, lebih berani memperlihatkan ke

Angin

belakang ini angina sangat-sangat mengganggu. datang dan pergi tanpa permisi. mencekat di saat yang tidak pernah tepat. kadang aku takut. ini seperti bom yang bisa meledak sewaktu-waktu. bahkan aku tidak tahu sudah sampai mana ia menyerangku. sejauh apa dia menempel di tubuhku. menempel dan menghujam sesekali. seperti parasit  yang mencuri makanan dari tubuh yang ia tumpangi. tapi, apakah aku yang membuatnya datang padaku. tidak ada yang tahu. apa mereka pernah merasakannya? sakit seperti jantung yang diremas sekali waktu. sakit seperti tulang rusuk yang terkunci saat kau kehabisan napas di paru-paru mu. sakit seperti kehabisan oksigen. nafasmu tak sampai. Angina datang semakin sering. sampai kapan? apakah darah segar yang mengalir lewat hidung juga angina? ah, aku pasti bercanda. memangnya aku selelah apa? semoga ia hanya datang menyapa, dan pergi tanpa permisi, tanpa pernah datang lagi.

Dia Wanita

wanita itu adalah wanita yang seharusnya tidak pernah kau kenal. Penuh sandiwara dan menjadi ratu dipanggung miliknya. Wanita yang bisa berperan menjadi apapun saat situasi menjadi salah. Dan berpura-pura tidak tahu untuk menenangkan dirinya sendiri. Tidak kah semua orang harus waspada padanya? Wanita itu, bukanlah wanita yang bisa ditandingi oleh wanita manapun. Dia kuat dan bisa berpura-pura lemah. dia rapuh dan bisa berpura-pura hebat. Dia bukanlah wanita yang bisa kau tebak dengan mudahnya. Dia bisa menangis, marah, tertawa, juga diam untuk menunjukkan ia ada untuk mu. Tapi jangan pernah berpikir dia ada. Karena ilusi sedang mengelabuimu. Dia adalah wanita yang bisa melenyapkan matahari senja hanya untuk mengapurkan siang menjadi remang-remang. Sekalipun malam-malam, ia bisa menjadi ilalang yang menusuk bulan diantara semak belukar. Jangan pernah berpikir kau tahu dia, kau tahu perasaannya,kau bisa menebak pikirannya. Karena ketika ia tahu kau berpikir begitu, wanita itu past