antara Tuan dan Nyonya, ada misstearal

"Tuan yang tidak peduli dengan apapun" tidaklah benar-benar acuh pada apapun. Sebenarnya dia memikirkan semuanya. Dia peduli dengan semut yang melakukan perjalanan amat jauh untuk mendapatkan makanan. Dia peduli seberapa banyak kupu-kupu yang kehilangan kampung halaman mereka. Dia peduli pada kucing-kucing rumahan yang lupa cara berburu tikus. Dia peduli pada orang-orang yang tidak mempedulikannya. hanya saja, ia tidak bisa bertindak peduli. karena ia adalah "Tuan yang tidak peduli dengan apapun", bukan "Tuan yang sedikit peduli dengan beberapa".

Jadi apakah dia adalah benar-benar Tuan yang tidak peduli dengan apapun? lalu bagaimana dengan "Nyonya yang peduli dengan semua? apa dia benar-benar peduli pada semua atau hanya peduli pada semua tentang imajinasinya?
Tuan dan Nyonya memutuskan untuk tidak lagi bersama karena merasa berbeda. tapi apakah ini akhir dari cerita?

kalau saja Tuan yang tidak peduli dengan apapun, lebih berani memperlihatkan kepeduliannya pada si Nyonya. Kalau saja si Tuan bisa melihat imajinasi si Nyonya, mungkin hari ini tidak akan sama. kalau saja Nyonya yang peduli dengan semua mau berhenti peduli untuk sementara waktu, mau membatasi impiannya tentang si Tuan, pasti hari ini tidak akan jadi begini.

satu hal yang aku bisa lihat dari si Tuan dan si Nyonya; Si Tuan masih mengijinkan kakinya digerakkan oleh benang sutera milik ibunya. dan si Nyonya tetap menempelkan kakinya pada pematang sawah ayahnya.

aku jadi tidak heran. karena mereka semua benar, tidak salah sama sekali. tapi si Tuan dan si Nyonya harus tetap berdamai. berdamai pada waktu, berdamai pada persahabatan, berdamai pada rasa sakit. kedamaian akan menyembuhkan lelah diantara keduanya. entah esok hari atau lusa. entah matahari akan bertemu bulan digunung atau gunung yang akan memisahkan keduanya, hanya Tuhan yang tahu. kita hanya bisa berdoa, semoga mereka mendapatkan akhir yang Bahagia dengan porsi yang sama. :)

Postingan populer dari blog ini

Say it

Pengagum Rahasia