Pulang

Rasa lelah ini sudah terlalu lama. Sampai aku lupa, bahwa rasa lelah ini masih dan terus ada.

Aku selalu membencinya, selalu, diremehkan, dianggap tidak ada, dianggap tak berguna, dianggap yang membuat rugi saja.

Aku selalu merasakannya, menjadi yang dibuang, dilupakan, diinjak harga dirinya sampai remuk rasa.

Aku selalu mendengarkannya, bahwa aku hanya untuk kepentinganmu saja, aku hanya anak kecil yang tak tahu apa-apa, aku hanya anak muda yang tak punya urusan apa-apa.

Aku selalu menyadarinya, menjadi yang terkecil, tak punya kuasa, yang mudah diabaikan karena tak bisa bicara, yang mudah disingkirkan karena tak punya kaki yang menancapkan dalam.

Aku bisa jadi pembenci, pemalas, pendendam, pengacuh, penindas, penyuruh, pemarah, pembuang, dan pengutuk yang ulung.

Tapi jika aku melakukannya, semua usahaku selama ini akan hanya sia-sia.
Semua diam ku dan kerja kerasku hanya akan seperti abu dari arang yang terbakar.

Aku tak akan menyisakan apa pun kecuali penyesalan.

Tapi aku ingin berteriak sekencang-kencangnya, sekeras-kerasnya, Tuhan aku sudah tidak sanggup lagi. Aku tidak tahu lagi apa yang harus aku lakukan. Aku merasa ketakutan setengah mati.

Ya Allah..aku ingin pulang, kembali padamu saja. Tidak ada lagi manusia yang bisa melindungiku dari dunia. Aku merasa semua tempat di sini sama. Mereka mencoba untuk mencuri dariku, semuanya.

Tuhan.. biarkan aku pulang saja. Perasaan hilang hanya akan berakhir sementara. Dan tidak akan ada satupun dari mereka yang akan menjadi gila.

Ya Allah.. aku ingin pulang, kembali pada MU. Melarikan diri. Tak pernah kembali.

Semuanya..aku sudah tak mau peduli lagi.

Postingan populer dari blog ini

Say it

Pengagum Rahasia