Hati Wanita

"sekali engkau memahat kehadirannya di hatimu, ia akan terus ada. secara permanen, teraba setiap engkau menyentuh hatimu. begitulah hati wanita", kata seorang teman, dan beberapa orang yang lain.

untuk seorang wanita yang berkepala batu, bukan masalah baginya siapapun yang secara tidak sengaja ia pahat. bukan hal yang sulit baginya untuk pura-pura tidak peduli dengan nama. hanya kadang perasaan bersalah karena permintaan maaf yang disampaikan padanya, yang tidak pernah terdengar seperti permintaan maaf yang seharusnya.

'maaf jika kamu terganggu','maaf jika kamu tidak suka', 'maaf jika aku membuatmu tidak nyaman', 'maaf jika kau tidak mau'.

kenapa mereka selalu meminta maaf untuk sesuatu yang bahkan bukan kesalahan mereka? pikiran ini terus mengganggu manakala mereka memaksa meminta maaf saat aku menolaknya.

'apa yang harus dimaafkan? bukankah tak ada hal salah yang sudah kalian lakukan? tak ada kesalahan dalam hal ini, kecuali aku sendiri. dan maukah kalian mengerti? bahkan semua kesalahan yang sama, yang telah aku perbuat dengan sadar ini, aku tak pernah sekali pun menyampaikan maaf.

semua perasaan bersalah karena membuat kalian merasa tidak nyaman dan serba salah ini, membuatku merasa menjadi monster berkepala batu.

dan secara tidak sengaja, aku memahat nama kalian satu per satu.

dan seiring berjalannya waktu, aku berharap, nama-nama itu akan pudar, meluntur, terkorosi oleh oksigen, panas matahari, dan dingin malah hari.

sehari, dua hari, setahun, dua tahun, aku masih mempelajari siklusnya. meski aku sadar, bahkan pahatan nama yang pertama belum hilang sepenuhnya, dan satu demi satu di jajarkan di sampingnya nama-nama baru yang bahkan aku tak ingat kapan.

hanya waktu yang menjadi saksi perjalanan hidup, dan tulisan ini, yang menceritakan segala gerak pikiran seorang wanita. dan serahkanlah pada waktu, dan orang-orang baru, agar pahatan yang lama tergali dengan nama yang baru.


Postingan populer dari blog ini

Say it

Pengagum Rahasia