Rahasia



28-03-13
Kalau hidup hanya untuk menunggu mati. Maka itu akan menjadi penggambaran yang tepat untuk wanita itu. Dia adalah pemilik dirinya sendiri. Dia berjalan melewati hari demi hari sambil berpikir sampai kapan waktu akan berhenti. Dia selalu berpikir dia lelah dengan semuanya.

Sebenarnya apa isi dari kepala wanita itu? Kelelahan apa yang membuat dia bosan?
Aku akan sedikit bercerita tentang wanita ini. Seseorang pernah berkata,” dia adalah orang yang selalu berpikir tentang dirinya sendiri”. 

Menurutku akhir-akhir ini, tidak begitu. Dia lebih sering berpikir tentang perasaan. Kau tahu kelelahan apa yang menghinggapinya selama dua tahun terakhir ini?

Haruskah aku menjabarkannya satu per satu? Hemm.... sebenarnya aku juga baru sadar belakangan ini. Setelah aku bertemu beberapa orang yang kemudianaku kenal dekat.

Wanita itu. Lihatlahbaik-baik apa yang dia lakukan. Dia selalu memikirkan perkataan orang tentang dirinya, orang sekitarnya, dan orang-orang yang dekat dengan orang sekitarnya. Dia adalah orang yang selalu takut  dibenci, takut dijauhi. Dia adalah orang yang takut sendiri. Dia selalu mencoba menghindar dengan orang baru. Karena ia merasa tak aman jika berada disekitar orang yang tak ia kenal. Kenapa? Katanya, ia tidak mau mencemaskan pendapat orang-orang itu tentang dirinya. Katanya, ia tak mau memikirkan apa yang harus ia lakukan, katakan, pikirkan, untuk diterima di sisi mereka. Katanya, ia takut mengecewakan kesan yang ingin mereka dapatkan darinya.

Lalu apa yang ia lakukan?

Sampai saat ini, ia selalu menghindar. Ia selalu berusaha berlari dari kerumunan orang yang tak ia kenal. Karena ia akan merasa tercekat dalam keterasingan.menjadi gila dalam pikirannya sendiri. Ia akan menutup mata, menghindari tatapan-tatapan yang mungkin akan menghakiminya.
Wanita itu juga selalu cemas jika ada orang yang merasa tak nyaman dengan orang lain. Ia selalu bisa menangkapnya dengan jelas dari udara yang ia hirup. Tapi tak ada yangia lakukan, karena ia sendiri takut terlibat dalam atmosfir orang lain. Menghirup oksigen di ruangan yang sama dengan orang lain saja bisa membuatnya sesak. Apalagi harus berbagi lubang hidung dengan orang lain? Apa yang akan terjadi? [pikirku].

Wanita itu selalu benci jika melihat orang membenci. Wanita itu tak nyaman dengan kata-kata yang menghakimi. Wanita itu jengah dengan orang-orang yang selalu berlagak sok tahu. Wanita itu muak dengan manusia-manusia sok bijaksana, yang selalu mengintepretasikan dunia seperti buku. Buku yang berperan seperti jendela. Apa mereka masih bisa melihat gajah diseberang lautan dari jendela?

Politik praktis membuatnya apatis. Ketumpang tindihan keadilan membuatnya memilih menjadi seorang yang semena-mena. Kenapa? Katanya untuk menyeimbangkan dengan orang yang ditindas. Kemiskinan, kebodohan, kejahatan, ia tak tahu harus bagaimana, tangannya hanya dua. Kenapa tangan orang lain merusak? Kenapa ada tangan yang diangkat, kenapa ada tangan yang mengepal, kenapa ada tangan yang sembunyi? Wanita itu marah.

Wanita itu menjadi semakin gila. Pikirku. Dia tak lagi membedakan kedamaian dalam dirinya. Ia lelah menjadi baik. Karena kebaikan selalu dikalahkan oleh kejahatan. Kebaikan memang baik. Tapi dia ingin membalas kejahatan dengan kejahatan. Untuk menyeimbangkan ekosistem yang jahat. Seperti keadaan dunia sekarang. Tetapi keadaan tak berjalan baik saat iamemilih jalan itu. Ia ingin kejahatan jatuh meskipun itu harus bersama dirinya. Tapi, hanya ia yang jatuh sendiri. Keadaan tak pernah berpihak padanya saat ia salah. Tapi keadaan selalu memihak pada orang yang salah. Keadaan hanya menghiburnya setengah-setengah saat ia menjadi baik. Bukankah keadaan membuatnya jadi serba salah? Itu pikirnya. Ketahuilah aku mulai merasa sesak dengan pikiran wanita itu.

Wanita itu sudah benar-benar gila kan? Katanya sekarang dia sudah lelah menjadi jahat, dan ingin hidup menjadi orang biasa. Yang tak pernah berpikir tentang negara, keadilan, kerakyatan, dan segala hal tentang impian sebuah negara, sebuah ekosistem, sebuah komunitas, sebuah keluarga, ataupun satu orang saja. Bahkan ia lelah memikirkan diri sendiri karena setiap memikirkan dirinya sendiri, selalu ada bayangan-bayangan orang lain.

Lalu sembari meneruskan hidupnya, yang tak lain hanya menunggu mati. Ia terus berdoa, ia terus bertahan hidup menjaga kepercayaan dan kenyamanan orang lain. Alih-alih agar ia tak di jauhi karena ia masih takut sendiri. Sejalan dengan langkah gontainya, ia tahu ia akan terus kelelahan karena ia akan terus memikirkan harapan yang orang lain inginkan tentang wanita itu. Tapi itulah aturan hidup. Keyakinan yang sudah ia pilih. Wanita itu tak akan membunuh dirinya sendiri, karena itu berarti akan memupuskan satu-satunya harapan yang ia miliki. Jika ia membunuh dirinya sendiri, maka tongkat yang menopangnya berdiri selama ini akan menjadi sia-sia. Dinding besar yang menguatkannya hidup di dunia juga runtuh begitu saja. 

Bagi wanita itu, kehidupannya bukan di Dunia, tapi di Akhirat kelak. Kehidupan dunianya adalah untuk mengukur seberapa lama perjalanan ia menuju surga. Dan sekarang adalah waktu yang tepat untuknya melakukan misi untuk dirinya sendiri.

Juga untuk mengalihkan kebosanan wanita itu tentang keadaan dunia yang semakin jauh dari impiannya.
Maka yang bisa aku ungkapkan tentang wanita itu adalah.. wanita aneh.
Bagaimana jika menurutmu?

Postingan populer dari blog ini

Say it

Pengagum Rahasia