Aku Telah Kehilangan



24-03-13

Perubahan itu selalu ada. Seperti angin yang membawa pasir gurun sahara. Angin-angin yang berhembus itu, meski hanya menggoyangkan sehelai rambutmu, mereka juga membawa debu. Debu-debu dari sisa pasir-pasir yang saling bersenggol satu sama lain. Debu-debu itu mungkin tidak akan pernah menempel pada pasir yang menggerus mereka dari ibu mereka.
Perubahan itu selalu ada. Seperti pada kalian. Kau dan dia adalah orang yang berbeda. Tapi kalian adalah satu diantara ribuan orang yang aku temui, yang mampu menggerakkan mimpiku. Kau dan dia selayaknya mimpi yang ingin aku gapai. Berdiri Sendiri, Selalu Peduli, mencintai Tuhan, Terhormat, Bijaksana, Selalu ada, Penting, Aktif, Bervisi dan Misi menjadi besar, penuh dengan mimpi, optimisme, kedamaian. Kau dan dia adalah orang yang selalu merasuk dalam hasratku untuk berpikir mengenai dunia dan kebaikanku.
Tapi Kau dan dia sekarang sudah berubah. Kau dan dia bukan orang lain bagiku tapi sudah menjadiorang lain. Menjadi lebih manusia. Tunduk pada manusia lain yang mengatasnamakan cinta. Menjijikkan. Tak akan ada kebijaksanaan yang bersanding dengan cinta. Kegilaan kalian mengacaukan kehormatan kalian sendiri. Sedih ini bukan karena kalian mengenal kekasih kalian. Sedih ini adalah ketika aku mendengar orang lain membicarakan perilaku bodoh kalian. Sedih ini adalah ketika aku melihat kehormatan kalian dirampas oleh hawa nafsu manusia kalian. Sedih iniadalah ketika aku menjadi saksi ketidakpedulian kalian atas kebodohan dan hawa nafsu kalian.
Kalian sudah kalah. Dan aku juga tidak bisa apa-apa. Aku hanya ingin mengatakan, jangan menenggelamkan diri pada dunia kekasihmu atau menenggelamkan kekasihmu kedalam duniamu. Aku tidak mau kalian menduakan cinta Tuhan. Ia terlalu berharga untuk dibagi. Aku tidak tahu seberapa gila sudah kalian tenggelam dalam nafsu dunia, tapi kekasihmu itu tetap masih manusia. Mereka bisa mati kapan saja, begitu juga kalian. Bisakah kalian tidak tertawa, menangis, khawatir berlebihan terhadap manusia? Aku takut jika kalian akan berpikir kekasih kalian adalah alasan kalian hidup, kekasih kalian adalah yang paling kalian ingin temui dan sapa sejak awal membuka mata sampai kalian menutup mata. Karena diantara semua itu, keselamatan masih milik Allah.
Bagaimana bisa aku berjalan di jalanan yang aku sendiri semakin samar melihatnya? Tapi aku harus tetap melanjutkan langkahku. Tempat yang aku ingin tuju masih tempat yang itu. Meski aku tak lagi dapat mengimajinya, tapi langkahku tidak akan berhenti. Dijalanan ini, setiap bisik akan aku dengar, deru-deru daun yang mengayun menyambut angin, suara-suara binatang, kepakan-kepakan sayap mereka, langkah kaki-kaki mereka. Aku akan mendengarkan semuanya. Atas ijin Allah, kemanapun langkahku, segala tikungan, tanjakan, dan turunan, adalah petunjukNya. Dan aku akan selalu menganggap begitu.
Ku harap ada manusia yang mau mengerti.




Postingan populer dari blog ini

Say it

Pengagum Rahasia